Saturday, April 14, 2012

Sarjana NU

Saatnya Sarjana NU Majukan Pendidikan Islam

Cetak PDF
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementrian Agama RI, Prof Dr Nur Syam mengajak para sarjana NU (Nahdlatul Ulama) untuk serius memajukan dan pengembangkan dunia pendidikan NU. Sebagai agen, pelopor dalam mengembangkan ajaran Ahlussunah Waljamaah (Aswaja), hingga menjadi Islam rahmatan lil alamin.
”Anda harus siap menjadi agen Aswaja, pelopor bagi Islam rahmatan lil alamin,” ujarnya di hadapan peserta wisuda Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta di Audotorium Pegadaian, Jakarta Pusat, Rabu (25/1).

STAINU Jakarta telah mewisuda kurang lebih 500 mahasiswa pada program Pendidikan Agama Islam (PAI) sejak wisuda pertama. Hadir dalam wisuda kedua, sejumlah tokoh, ulama dan sesepuh NU serta pejabat Kemenag RI, di antaranya, KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), Marsudi Suhud (Sekjen PBNU), Slamet Effendy Yusuf (Ketua PBNU), Nur Syam (Dirjen Pendis Kemenag RI), H Marjaya (Kepala Kemenag Jakut), Nur  Achmad (Rektor Unwahas Semarang) dan sejumlah rektor dari perguruan tinggi lainnya.

Dikatakan Nur Syam, ada tiga hal yang perlu perhatikan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Pertama, berperan aktif dalam pengembangan dunia pendidikan, kedua, siap mengembangkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ketiga, berdoa untuk dunia pendidikan. ”Untuk itulah, kami mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah diwisuda hari ini,” ujarnya.

Menurut Nur Syam, seseorang dalam meraih gelar sarjana tidak gampang, membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dan biaya. Untuk itulah para sarjana jangan sampai waktu dan biaya tersebut hilang tanpa bekas artinya. Bahwa gelar sarjana harus betul-betul dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena sebagai seorang sarjana tentu mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan orang yang belum menyandang gelar sarjana.

”Jadi, dengan toga itu, anda sudah sah menjadi sarjana artinya anda harus siap dan bertanggung jawab terhadap maju mundurnya dunia pendidikan kedepan,” tegas Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Dikatakan Nur Syam, NU merupakan salah satu organisasi Islam yang konsen dalam dunia pendidikan.

Karenanya, ke depan pendidikan khususnya di lingkungan NU harus lebih maju dan menjadi garda terdepan dalam membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Seperti, adanya Ikatana Sarjana NU (ISNU), PERGUNU, dan masih banyak lembaga lainnya yang bisa dijadikan ajang berekspresi dan berfikir untuk memajukan dunia pendidikan.

”NU semakin banyak sarjananya berarti lebih maju, jangan sampai sarjananya banyak tapi pendidikan mandeg ditempat, kedepan pendidikan NU harus lebih maju dan berkembang,” ujarnya.
Nur Syam juga mengutip pidato Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh ketika di Surabaya, beberapa waktu lalu, bahwa Pancasila, NKRI dan UUD 1945 adalah harga mati, sesuatu yang sudah final, pondasi dasar yang tidak bisa diubah-ubah. Untuk itulah, sebagai warga NU (nahdliyin) bertanggung jawab untuk mengamankan dan mengembangkan sebagai dasar peletak kemandirian dan kemajuan bangsa Indonesia.

”Jadi, kita sebagai agen NU, pelopor aswaja, Islam rahmatan lil alamin harus mengikuti apa yang sudah dingendika’kan (dikatakan) para ulama NU,” ujarnya

2 comments:

  1. tapi knapa SARJANA2 NU malu menyandang KE NU annya?

    ReplyDelete
  2. mungkin yg dikamsud sarjana NU kutural, durung ngerti ke NU an...

    ReplyDelete