Friday, June 22, 2012

Kiyai NU kudu Weru Tehnologi

Demak, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengajak agar kiai NU tidak ketinggalan perkembangan teknologi yang menjadi sarana ampuh untuk menyebarkan dakwah.

"Sepanjang itu dianggap bermaslahat untuk umat  kenapa tidak dimanfaatkan,” demikian Kang Said dalam kegiatan pengajian akbar, wisuda akhirus sanah dan khotmil Quran di  pesantren Hidayatul Qur’an asuhan K.Nur Fathoni Zein Dusun Ngepreh Desa Sayung Kecamatan Sayung Selasa malam (19/6) lalu.

Hadir dalam pengajian akbar tersebut Rais Syuriyah NU Demak KH Alawy Masu’di, Ketua Tanfidziyah KH Musadad Syarif, Pengasuh Ponpes Hidayatul Quran sekaligus pengasuh panti rehabilitasi jiwa Nurusalam Sayung  KH Nur Fathoni Zein, para ulama serta kiai sepuh NU.

Kiai dan pondok pesantren menjadi benteng terakhir dalam meluruskan ajaran Islam yang cinta damai namun anti kemaksiatan. Kang Said, menambahkan, peran ulama sangat besar untuk mewujudkan keteladanan (takdris), kedisiplinan (ta’dhim) dan agamis (tarbiyah) di kalangan umat.

“Kita harus mengikuti perkembangan teknologi, tidak boleh dilupakan pengajian kitab kuning di pesantren. Berdakwah memberikan pencerahan pada masyarakat umum harus digalakkan namun jangan sampai melupakan pesantren yang merupakan basis pergulatan pemikiran kaum Nahdliyin,” ujar Ketua Umum PBNU di hadapan para santri, ulama dan kiai NU serta jamaah.

Menurut Kang Said, tak ada kata salah dan seharusnya juga tidak ketinggalan warga NU untuk akrab dengan  perangkat multimedia mulai dari, laptop hingga internet, sepanjang piranti tersebut tidak dipakai sebagai barang mewah bisa dimanfaatkan untuk sarana dakwah.

Ia menambahkan, teknologi dibutuhkan lantaran ajaran Aswaja sebagai ideologi NU harus disampaikan hingga kalangan kampus, birokrasi, penegak hukum, bahkan mancanegara sekalipun, sasaran dakwah  harus luas untuk menyadarkan  umat mengenai ajaran Rasulullah  yang rahmatan lil alamin.

"Warnai Indonesia dengan NU yang berpaham Islam Aswaja, dengan toleransi Islamnya    terbukti NU mampu merekatkan NKRI yang terdiri atas beragam suku, agama, ras dan aliran." terang ulama asal Cirebon itu.

2 comments:

  1. Alkisah, seorang muda NU ditodong temannya dgn pertanyaan sbb : Tunjukkan padaku satu saja hadits yang meriwayatkan Rasulullaah sholat dgn mengucap 'Ushalli fardhal dst...seperti yg kamu & kyaimu lakukan selama ini' Jika ketemu saya kasih uang 1 Milyar !"

    Ternyata ia tdk mampu menemukannya. Dari situ ia merasa sholatnya selama ini tidak seturut contoh Nabi. Timbul was2 jangan2 banyak pula amal ibadahnya yg lain tdk semisal. Lalu ia diam2 mulai sholat tanpa niat yang dikeraskan. Ia meninggalkan satu ajaran kyainya. Lalu ajaran yang lain. Lalu ajaran yang lain lagi.

    Dari situ timbul ketidak percayaan kpd kyainya. Yang bermuara pada ketidak-PD-an atas identitas NU-nya. Itu pula kenapa ia tak begitu merespon ajakan untuk aktif dalam organisasi2 NU.

    Saya yakin para kyai, ulama, ustadz NU bisa menjawab dgn mudah todongan pertanyaan di atas. So, jangan kesampingkan hal2 kecil yang menjadi sebab apatisnya kaum muda NU ini. Kita boleh bicara yang besar2Tetapi jangan lupakan hal2 sepele seperti ini. Sesunggunya sebuah senapan hebat bisa macet bukan karena batu segede gajah, tapi (justru) karena sebutir kerikil yang menyumbat moncongnya.

    ReplyDelete
  2. slow man...slow...
    di al-Quran juga ada...
    juga dalil Qiyas niat haji dan umrah...

    ReplyDelete